Bumikan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, STAIN Pekalongan Kirim 310 Mahasiswa KKN

Print

penerjunan KKN okt 2015

Pekalongan - STAIN Pekalongan mengirim 310 peserta KKN di Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan. Mereka akan hidup bersama masyarakat selama 45 hari, sejak tanggal 15 Oktober sampai 30 Nopember 2015.

Dalam menerima peserta KKN, Bupati, yang diwakili kepala Bappeda, Ir. Bambang Irianto, M. Si mengucapkan terima kasih atas pilihan Kabupaten Pekalongan sebagai lokasi KKN. Irianto berharap agar mahasiswa menjadikan desa dan masyarakat sebagai laboratorium pengembangan ilmu. “Masyarakat adalah laboratorium yang terbesar. Laboratorium yang sesungguhnya. Mahasiswa dapat melakukan interaksi sosial, mengasah kepedulian, dan sebagai tempat berkarya yang inovatif”, katanya. Menurutnya, ilmu-ilmu yang telah diperoleh dibangku kampus dapat diuji dan dipraktikkan di masyarakat. Teori dapat diakui jika dapat teruji dalam kehidupan bermasyarakat.

penerjunan KKN okt 2015 2

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Bidang Akademik, Moh. Muslih, Ph.D, berharap agar mahasiswa mampu membumikan Islam rahmatan lil ‘alamin. Selama di lokasi hendaknya peserta KKN dapat menyesuaikan dengan kehidupan di desa. “saya yakin, kalian adalah orang-orang desa. KKN meneguhkan jadi diri kita sebagai bagian dari masyarakat pedesaan. “Dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, mesti menjadi orientasi kita,” tutur pria asal Blora. Menurutnya, sebagai kepanjangan STAIN Pekalongan, yang memiliki visi Islam yang rahmah, peserta KKN adalah duta-duta implementator ajaran Islam yang damai, moderat dan menyejahterankan.

Maghfur, selaku ketua panitia melaporkan bahwa tema KKN ke-39 adalah “Pemberdayaan Masyarakat berbasis Masjid”. KKN didesain, dengan mengintegrasikan tri dharma perguruan tinggi dalam satu paket kegiatan. KKN bukan lagi kegiatan karikatif yang justru membuat masyarakat semakin bergantung, melainkan, menonjolkan nuansa akademik. “Unsur riset dan pendidikan menyatu dalam satu kesatuan yang tidak terpidahkan adalah proses pemberdayaan masyarakat”, tandas Kepala P3M. Melalui tema ini, peserta KKN diharapkan menjadikan masjid sebagai pintu masuk untuk belajar bersama masyarakat serta memahami kondisi jamaah masjid. “selama ini masjid hanya berfungsi sebagai ibadah mahdoh. Masalah-masalah sosial kemasyarakatan dianggap bukan bagian dari persoalan masjid. Dengan KKN, kita berusaha mengembalikan fungsi masjid sebagai peradaban dunia.” Menurutnya, ada lima pilar yang dikembangkan dalam KKN ini, yaitu pendidikan, lingkungan, ekonomi, kesehatan, dan keagamaan. Maghfur berharap “dengan KKN ini, semoga STAIN Pekalongan menjadi bagian dari solusi atas problem-problem sosial keagamaan yang dihadapi umat".

Sejumlah 310 peserta, dengan komposisi 124 lelaki dan 186 pesermpaun ditempatkan di 23 desa. Desa yang dimaksud adalah Windorojo, Ujung Negoro, Brondong, Ponolawen, Langensari, Kalimade, Sidomulyo, Kwigaran, Sidosari, Srinahan, kaibahan, Pantirejo, Mulyorejo, Sukorejo, Krandon, Karyo Mukti, Jagung, Watu Payung, Watugajah, Karangrejo, Kesesi, Kwasen, dan Podosari. (MA).