STAIN Pekalongan Luncurkan Sistem Informasi Desa (SID) Partisipatif

Print

Pekalongan - Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STAIN Pekalongan me-launching Sistem informasi Desa (SID) Partisipatif di desa Tombo, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Rabu (11/11/2015). Program ini dilatarbekangi dua persoalan pokok. Pertama, proses pembangunan selama ini hanya berdasarkan asumsi. Sebab itu, banyak pembangunan yang tidak tepat guna, tepat sasaran, tepat jumlah, dan seterusnya. Akibatnya, terjadi pemborosan dan sia-sia. Kedua, amanat UU Desa, No. 6 Tahun 2014, yang memiliki spirit, bahwa desa merupakan organ otonom, yang memiliki otoritas untuk mengatur dirinya sendiri.

Launching SID Partisipatif merupakan langkah awal desa untuk memahami, menyadari dan menguasai dirinya. Mengiringi launching ini, ada tiga produk yang berhasil dikerjakan masyarakat beserta tim STAIN Pekalongan, yaitu buku Tombo dalam angka, Data Base Desa dan Sistem Informasi Desa (SID).

p3m sid 2Dalam sambutannya, Wakil Ketua Bidang Akademik STAIN Pekalongan, Moh. Muslih, Ph.D, menyatakan bahwa kampus memiliki tanggung jawab sosial untuk terlibat dalam proses-proses perubahan sosial. Pemetaan geospasial dan sosial yang dilakukan STAIN Pekalongan bersama masyarakat di desa Tombo merupakan ikhtiar STAIN Pekalongan dalam mewujudkan Islam rahmatan lil ‘alamin di level yang paling nyata secara sistematis. “visi kami adalah pelopor Perguruan Tinggi Agama Islam berbasis riset menuju kampus rahmatan lil ‘alamin”, kata pakar pendidikan Islam. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan STAIN Pekalongan based on research, dengan fokus pada kawasan tertentu serta berorientasi padasocial transformation. “Hari ini, adalah bukti, bahwa integrasi learning, research, dan pengabdian bagi STAIN Pekalongan bukan lagi jargon, melainkan bukti,” tandas Muslih.

Tombo, yang berada di daerah dataran tinggi Dieng, telah ditetapkan pihak kampus sebagai laboratorium sosial keagamaan dan ilmu pengetahuan. Realitas sosial dan masyarakat adalah universitas yang sesungguhnya. Melalui pemetaan, data-data spasial dan sosial dapat digunakan untuk merencanakan program pembangunan, menguji teori-teori yang sudah mapan, merencanakan tema-tema riset untuk pengembangan ilmu. “Data di Tombo sangat penting bagi dosen dalam pengembangkan keilmuannya. produksi ilmu yang dilakukan oleh dosen dan masyarakat sangat membutuhkan data. Data tidak sekedar dipahami dan dianalisis, melainkan juga sebagai dasar untuk perubahan sosial”, kata Muslih.

Bersadarkan informasi Kepala P3M STAIN Pekalongan, Maghfur Ahmad, bahwa Peluncuran SID Partisipatif dilakukan setelah 6 bulan tim pemetaan geospasial dan sosial melakukan kerja-kerja sosial di Tombo. Program kerjasama dengan Kabupaten Batang, pemuda Laskar Batang, Masyarakat Tombo dan LPTP Solo ini prosesnya sangat panjang. Ada 30 langkah yang lakukan oleh STAIN Pekalongan dan tim pemetaan desa. Mulai dari pembahasan dan penandatanganan draft MoU dengan pihak-pihak terlibat, rencana implementasi, workshop desain program, kajian awal dan penetapan calon desa terpilih, workshop desain pelatihan tri dharma, koordinasi dengan Bupati, Camat dan Kepala Desa, rekrutmen dan seleksi tim relawan, pengadaan posco dan fasilitasnya, integrasi sosial, PAR Camping, PM camping, PT camping, workshop indikator, pelatihan teknis, perencanaan tim, penggalian data, tracking, peta sebaran (sket), ploting, penempelan ID, pemotretan, wawancara, inputing data, validasi data, sistem data base, sistem informasi dan analisis data.

p3m sid 4

Acara peluncuran dilanjutkan dengan pemaparan sistem data base dan informasi desa. Andi Yoga Sapurto, mahasiswa STAIN Pekalongan, yang juga pemuda Tombo mengawali pemaparannya dengan sebuah film dokumenter ‘urgensi pemetaan desa’. Setelah itu, Andi menyampaikan 5 versi peta desa, yang masing-masing berbeda. “Kini, kami telah memiliki peta desa yang bisa dipertanggungjawabkan”, papar Andi. Selama tracking, Andi dan tim kehabisan bahan makanan dan air, di tengah hutan selama tiga hari tiga malam, di perbatasan Banjarnegara. Melalui tracking, GPS, dan bantuan patok batas desa serta peta perhutani, tim geospasial dapat menyelamatkan total luas desa menjadi 28,407 km. “Data base yang prosesnya partisipatif ini dapat diadu validitasnya dengan data versi BPS dan Bappenas. Kita punya 250 indikator lebih”, sambung Andi. Pada kesempatan ini, peserta diminta untuk bertanya tentang ‘seluk beluk, baik luaran atau daleman’ desa tombo. “Sepanjang ada indikatornya, pasti dapat dijawab” janji Mahmudi (LPTP Solo) dalam pengantarnya.

Pasca peresmian SID Partisipatif ini, data-data yang dimiliki pemerintah desa Tombo selalu up to date secara otomatis. Perkembangan desa per bulan, per minggu, per menit, bahkan per detik dapat dipantau melalui SID Partisipatif. Up dating data dilakukan tim khusus melalui electronic research, dengan memanfaatkan SMS ke server desa.

Kepala Desa, Mustajab S. Pd. menyambut baik, dan sangat berterima kasih kepada STAIN Pekalongan dan tim desa. Mustajab berjanji bahwa sistem data base dan informasi desa akan dijadikan sebagai acuan dalam menyusun rencana pembangunan desa. “Selama ini, program-program desa hanya dibuat oleh aparat berdasarkan ‘asumsi’ seolah-olah kebutuhan masyarakat,” papar Mustajab. Harapannya data base dan sistem informasi desa yang akurat dapat mendukung penguatan kelembagaan desa dan nilai-nilai kehidupan sosial secara demokratis dan transparan.

Menurut Mahmudi, masyarakat perlu menguasai desanya. Memahami ruang kehidupan, masalah, potensi dan kekuatannya. Untuk memahami ruang kehidupan, pemerintah desa perlu melakukan mapping geo spasial dan geo sosial. “Perencanaan pembangunan desa akan efektik bila berbasis data riset mengenai ruang geografis dan  kehidupan di desanya,” kata Direktur LPTP Surakarta.

Peluncuran SID Partisipatif dihadiri 200 orang. Mereka mewakili penerima bantuan program pengabdian masyarakat Diktis, Ditjen, Kemenag, STAIN Pekalongan, LPTP Solo, INSIST Yogyakarta, masyarakat desa, Camat, Bappeda, Bapermas, Laskar Batang, mahasiswa KKN STAIN dan KKN UNNES Semarang._(M@).