PTKI Kaya Inovasi Model Pengabdian

Print

http://diktis.kemenag.go.id/gambar/fotoberita/01495014322diskowslitapma2.jpgSurabaya (17/5)- Brainstorming Kepala LP2M Dan P3M PTKI yang bertemu di forum workshop peningkatan mutu penelitian, publikasi ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat di Surabaya dalam rangka penyusunan panduan pengabdian kepada Masyarakat Dan Kuliah pengabdian mahasiswa (KPM, biasa disebut juga KKN) menginformasikan respon yang menarik dari berbagai lapisan sosial. Ekawati Rahayuningsih, Ketua P3M STAIN Kudus memaparkan tanggapan positif aparatur pemerintah daerah yang takjub dengan model pendekatan KKN yang dipergunakannya yang melampaui core business keislaman dan bahkan dianggap menyamai model KKN perguruan tinggi terkemuka di Jawa Tengah. Sehingga, pejabat daerah tersebut “ketagihan” untuk melibatkan kembali STAIN Kudus untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya.

Lain halnya cerita yang disampaikan Mushofa Basyir, Sekretaris LP2M IAIN Pekalongan. "Pengalaman selama satu tahun Ini, LP2M mendorong pengabdian yang dapat memberikan sumbangsih pada pengembangan keilmuan program studi. Program pengabdian dilaksanakan oleh prodi dikomandoi dosen dan dibuat dengan tema-tema tertentu,” jelas Mushofa. “Sebagai contoh, tema program pengabdian atau KKN untuk pewujudan kampung ramah anak. Model ini dikelola oleh dosen dan mahasiswa prodi PGMI dan PIAUD, pendampingan komunitas desa untuk ketahanan ekonomi berbasis syariah ditangani oleh prodi Ekonomi Syariah, Hukum Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah, dan lain-lain,” paparnya menjelaskan. Menurutnya, program pendampingan berbasis tema-tema tersebut dikawal oleh seorang dosen yang juga memahami cara melakukan pengabdian. Sehingga, dosen bisa menjadikan bahan pengabdian tersebut sebagai bahan tulisan untuk publikasi ilmiah. Hal yang demikian itu makin kentara sumbangsih pengabdian kepada produksi ilmu pengetahuan.

Hal yang lain yang juga memiliki keunikan adalah praktik pemberdayaan masyarakat di UIN Maulana Maliki Malang. Dr. Mufidah sebagai Kepala LP2M memaparkan bahwa program pendampingan masyarakat diinisiasi dengan menciptakan media “tempat berkumpul” masyarakat. “Ini menjadi organisasi gerakan masyarakat lokal. Bahkan, kini sudah ada lebih dari 20 pesantren masyarakat, yang menjadi pusat gerakan pemberdayaan lintas bidang termasuk bidang ekonomi,” cerita Mufidah dengan asyiknya.

Namun demikian, beberapa PTKI masih menerapkan model pemberdayaan masyarakat yang hanya fokus pada penguatan praktik keagamaan, seperti praktik khutbah Jumat, pengurusan jenazah dan dasar keagamaan lainnya. “Beberapa daerah pedalaman masih membutuhkan sisi-sisi penguatan keagamaan seperti fardhu kifayah atau pelatihan jadi imam,” jelas Ghazali, Kepala Pusat Pengabdian UIN Alauddin Makassar. Pendekatan seperti itu hanya untuk daerah-daerah tertentu saja. “Pada pemetaan awal sebelum pengabdian seringkali ditemukan pelaksanaan Shalat Jumat digagalkan dikarenakan petugas khatib atau imamnya sedang berhalangan,” terangnya lebih lanjut.

Kekayaan pendekatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini akan memperkaya panduan yang disusun pada pertemuan ini. Keberadaan panduan ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi PTKI yang saat ini masih sporadis dalam pelaksanaan salah satu fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi ini. (n15)

Sumber : Subdit Penelitian Diktis Kemenag Ri

Link : http://diktis.kemenag.go.id/NEW/index.php?berita=detil&jenis=news&jd=823#.WR0S4rYlHIV