GELAR APEL PERINGATAN HARI SANTRI 2019, ANSOR DESA TLAGASANA BERSAMA MAHASISWA KKN 47 IAIN PEKALONGAN & PULUHAN PELAJAR MENGIKUTI UPACARA BENDERA

Print

TLAGASANA, Hari ini, 22 Oktober 2019 merupakan peringatan hari santri, Mahasiswa KKN 47 bersama Ansor desa Tlagasana kecamatan Watukumpul mengikuti upacara bendera, Selasa.

Hari ini merupakan tahun keempat seluruh rakyat indonesia memperingatai Hari Santri. Setelah sebelumnya peran kaum santri diakui oleh negara dengan ditetapkannya Tanggal 22 Oktober sebagai HARI SANTRI, Komunitas pemuda Ansor desa Tlagasana bekerjasama bersama Mahasiswa KKN mengadakan upacara bendera, yang pada malam sebelumnya sudah diadakan istighotsah / malam wungon.

Upacara hari santri dihadiri oleh puluhan lapisan masyarakat, dari para pelajar hingga sipil. Dengan diadakan upacara tersebut diharapkan figur seorang santri dapat menjadi teladan ditengah-tengah masyarakat.

Dalam pidato yang disampaikan Bapak Ridwan, beliau menyampaikan agar figur seorang santri mempunyai sifat yang inovatif, kreatif dan adaptif terhadap nilai-nilai baru yang baik sekaligus menjaga tradisi dan nilai-nilai lama yang baik. Beliau juga menuturkan “Santri tidak boleh kehilangan jati dirinya sebagai muslim yang berakhlakul karimah, yang hormat kepada Kiai dan menjunjung tinggi ajaran para leluhur, terutama dalam metode dakwah dan pemberdayaan walisongo”.

Dalam amanat bapak Ridwan juga menegaskan, “Jati diri santri adalah moralitas dan akhlak pesantren dengan Kiai sebagai simbol kepemimpinan spiritual. Oleh karena itu, meskipun santri telah melanglang buana, penempuh pendidikan hingga ke mancanegara, dia tidak boleh melupakan jati dirinya sebagai santri yang hormat dan patuh pada Kiai. Beliau juga menyampaikan “Tidak ada kosakata bekas kiai atau bekas santri dalam khasanah pesantren, santri melekat sebagai stempel seumur hidup, membingkai moral dan akhlak pesantren. Di hadapan Kiai, santri harus menanggalkan gelar dan titelnya, pangkat dan japatannya, siap berbaris di belakang lepemimpian Kiai”, tuturnya.

Bapak Ridwan, selaku kepala desa Tlagasana juga menghimbau pada seluruh pelajar atau santri untuk sealalu memperjuangkan tegak lestarinya ajaran islam Ahlusunnah Waljamaah, yaitu islam bermadzab. Ditengah kampanye islam antti madzab yang menggemakan jargon kembali kepada AlQuran dan Hadits, santri dituntut untuk cerdas mengembangkan argumen islam moderat yang relevan, kontekstual, membumi, dan kompatibel dengan semangat membangun simbiosis islam dan kebangsaan. Seperti yang telah dicontohlan oleh Walisongo”. Apel upacara bendera yang dilaksanakan bersama seluruh lapisan masyarakat ini berjalan dengan tertib dan khitmat, ditengah-tengah teriknya lapangan Ratamanis, Tlagasana.
Kelompok 12 Desa Tlagasana Kec. Watukumpul Kab. Pemalang Berita Minggu Ke 3