Persiapkan Kader Pengabdian, LP2M IAIN Pekalongan Selenggarakan Sekolah Pemberdayaan

Print

WhatsApp Image 2021-03-09 at 16.42.37

Merespon kondisi sosial masyarakat belakangan ini, LP2M IAIN Pekalongan menyelenggarakan kegiatan bertajuk sekolah pemberdayaan pada Senin-Rabu (8-10/3) di Desa Tombo, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Tombo menjadi lokasi yang dipilih sebagai tempat kegiatan, lantaran desa ini sudah menjadi desa binaan sejak tahun 2015 lalu. Kegiatan sekolah pemberdayaan ini adalah salah satu perwujudan dari tri dharma perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari ini, diikuti oleh dosen-dosen muda di lingkungan IAIN Pekalongan dan akademisi dari perguruan tinggi di sekitar Pekalongan Raya.

Dalam sambutannya, Dr. Maghfur, M. Ag., selaku ketua LP2M menyatakan, sekolah pemberdayaan ini berkonsep seperti halnya kelas autentik. Kelas autentik, lanjut Maghfur, adalah kelas yang memperluas ruang gerak dalam fenomena keadilan sosial. “Di perguruan tinggi, dharma pemberdayaan sering kali hanya menjadi dharma yang dinomorduakan. Artinya, pengabdian atau pemberdayaan ini kalah trend jika dibanding dengan penelitian,” tuturnya.

“Para akademisi lebih banyak tertarik pada kerja-kerja riset dan mengabaikan kerja pengabdian. Padahal, melalui pengabdian inilah transformasi sosial betul-betul bisa kita wujudkan. Saya punya harapan, teman-teman dosen muda ini bisa serius mengikuti jalannya acara dan pulang dengan membawa ilmu yang siap dipraktikkan di masyarakat” tutup Dr. Maghfur mengakhiri sambutan.

Rektor terpilih IAIN Pekalongan peride 2021-2025, Dr. H. Zaenal Mustakim, M. Ag., juga mengemukakan hal senada. Menurutnya, tupoksi pengabdian kepada masyarakat ini jika diibaratkan struktur keluarga, posisinya sama dengan anak tiri. Penyebabnya tidak lain karena pengabdian bukan menjadi core dalam kegiatan akademik, beda nasib dengan pengajaran dan penelitian. “Penelitian mendapat jatah anggaran sampai 30%, namun untuk pengabdian, jatahnya hanya 10% saja. Inilah yang menjadi pembeda antara penelitian dengan pengabdian,” ungkap Dr. Zaenal di sela-sela sambutannya.

Lebih lanjut, Dr. Zaenal mengapresiasi positif terlaksananya kegiatan ini. “Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada LP2M dan para peserta sekolah pemberdayaan, yang dalam hal ini punya marwah serta perhatian khusus pada kondisi masyarakat, sehingga kegiatan ini saya yakin akan terus berjalan seiring dengan berkembangnya zaman,” pungkas Dr. Zaenal.

Kegiatan yang akan berlangsung tiga hari ke depan ini, difasilitatori oleh Ahmad Mahmudi, S. Ag., dari Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Solo. Rencananya pada hari pertama, peserta sekolah pemberdayaan akan diberi bekal materi ihwal paradigma kerja sosial, riset sosial, metodologi riset untuk perubahan sosial, dan praktik analisis sosial. Kemudian, di hari kedua, peserta akan diajak turun langsung ke masyarakat guna praktik pemetaan sosial. Terakhir, peserta akan diajak untuk merefleksikan materi-materi tersebut melalui community organizing, advokasi di sektor kebijakan publik, dan menyusun rencana tindak lanjut.