LPPM | IAIN Pekalongan

KEGIATAN PPM DI KEL. JENGGOT

E-mail Print PDF

Dongeng, Membentuk Karakter Anak Didik

 

1P3MNews, Orang-orang sukses di dunia, lahir dari rahim seorang pendongeng ulung. Begitu pun Hans Christian Andersen, pendongeng legendaris yang berjuluk anak itik buruk rupa menjelma jadi angsa cantik. Masa kecilnya penuh limpahan cerita. Andersen kecil, hari-harinya digumuli dongeng yang inspiratif. Cerita-cerita itu di kemudian hari memicu lahirnya maha karya dongeng, Little Mermaid. Kini, buah tangan dingin pria kelahiran Denmark, 2 Apruil 1805, seolah tak lapuk digerus gulungan ombak zaman. Dongeng membentuk personalitas anak yang lebih unggul.

Sebab itu,  “setiap pendidik perlu menguasai teknik mendongeng yang baik, dan yang tak kalah penting bahan atau materi dongeng yang mendidik,” demikian anjuran Khuduri dihadapan guru RA, TK dan PAUD se-Jenggot, Pekalongan Selatan, Jum’at, 5 September 2014 di RA Masithoh I.

Siti Mumun Muniroh, selaku penyelenggara ”Pelatihan Metode Mendongeng bagi Guru PAUD dan TK di Jenggot” mengatakan, “kegiatan ini didesain untuk memfasilitasi pendidik di usia dini agar memiliki keterampilan mendongeng yang berkualitas, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, serta nilai-nilai yang akan ditransformasikan ke peserta didik tepat sasaran.” Lanjutnya, “anak, pada umumnya, suka dongeng, cerita, kisah dan sejenisnya. Sayang, kenyataannya, guru-guru TK dan PAUD belum memiliki skill mendongeng yang variatif dan menarik,” lanjut Kaprodi PGRA STAIN Pekalongan. Intinya, “banyak manfaat dongeng bagi anak. Dongeng memuat keteladanan, membantu pengembangan kecerdasan emosi, spiritual, serta linguistik anak” pungkas Direktur PAUD Green School Pekalongan.

Di samping mendatangkan pendongeng nasional, Khuduri, S. Pd, acara yang diselenggarakan kerjasama P3M STAIN Pekalongan dan Bappeda Kota Pekalongan juga menghadirkan Dr. Sopiah, M. Ag. Dalam paparannya, Sopiah menekankan pentingnya, “belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar.” Menurutnya, anak usia dini masih dalam proses pendidikan prasekolah, proses penyesuaian diri dengan situasi baru, dan proses latihan sekolah. Karenanya, Sopiah menghimbau “guru TK/RA/PAUD harus selalu mengembangkan dan menginovasi metode mendongengnya supaya anak-anak cepat memahami pesan yang akan disampaikan.”

5Selama ini, penguasaan teknik mendongeng para guru masih terbatas, hanya secara lisan atau membacakan dongeng. Padahal, banyak teknik dan cara lain. Misalnya, mendongeng dengan papan fanel, dengan gambar, dan dengan boneka, atau lainnya. Teknik-teknik ini belum lazim dan tidak dikuasai dengan baik oleh para guru. Akibatnya, anak menjadi bosan, tidak memperhatikan dan ujung-ujungnya anak tidak menyukai dongengan gurunya. Mereka lebih memilih televisi atau hiburan yang lebih menarik baginya. Padahal, “mendongeng merupakan salah satu metode terpenting yang banyak digunakan dalam proses belajar mengajar di PAUD dan TK,” kata Sopiah.

Pada kesempatan yang sama sang pendongeng, Kunduri banyak memberi tips dan teknik metode mendongeng. Menurutnya, “mendongeng mestinya adalah aktivitas menarik. Namun, dongeng tidak boleh dilakukan di, dan dengan cara sembarangan. Ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan, kalau kita ingin sukses menaklukkan audien,” kata pria bertubuh tambun. Selain, memilih tema dongeng yang ada muatan nilai-nilai edukatif, seorang pendidik mesti memperhatian detail-detail mendongeng. Pilih cerita yang berkualitas, misalnya tentang kasih sayang, perdamaian, disiplin, hidup sederhana, hemat, dan hindari cerita kekerasan, konflik, dengki atau iri hati yang dapat merusak moralitas anak didik.

Sambil mengocok perut peserta, Khudori memberi wejangan praktis mendongeng. Dirangkum jadi satu, “lakukan improvisasi secara bebas, gunakan vokal dan intonasi yang jelas, gunakan suara yang berbeda sesuai karakter, desain dan ciptakan suasana yang mendukung, gunakan efek drama, seperti tertawa, menangis, merajuk, sedih, berbisik dan sebagainya. Biarkan anak bertanya tentang cerita dan ajak mereka diskusi,” pungkasnya. Dongeng yang baik, membentuk karakter anak, membekas dan tak terlupakan sepanjang hayat. Begitukah yang anda rasakan? (AF_M).