LPPM | IAIN Pekalongan

Kembalikan Masjid sebagai Pusat Peradaban, STAIN Pekalongan Kirim 491 Peserta KKN

E-mail Print PDF

kkn penyerahan

P3MNews, Selasa (14/10/2014), STAIN Pekalongan menyerahkan 491 peserta kepada Bupati Batang untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pendopo Kabupaten. Mahasiswa akan di desa-desa lakosi KKN selama 45 hari, dari tanggal 14 Oktober sampai 27 Nopember 2014.
Dalam sambutan penyerahan, Drs. H. Muslih Husein, M. Ag, Waket bidang Kemahasiswaan, mengingatkan agar mahasiswa mampu menyelami dan memahami kehidupan masyarakat. Untuk itu, atas nama Ketua STAIN, Muslih, berharap kepada para mahasiswa, sebelum menyusun program-program KKN, melakukan observasi dan riset awal. Observasi awal menjadi penting agar kegiatan yang akan dilakukan benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat. “Melalui observasi bersama masyarakat, program kita insyaAllah akan tepat sasaran,” pungkas ahli falak ini.
Pada kesempatan yang sama, Muslih, menghimbau mahasiswa, dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, mahasiswa agar tidak membuat kegaduhan di masyarakat. Katanya, “di masyarakat banyak praktik-praktik, tradisi, dan perilaku warga yang beraneka ragam, sehingga dari aspek ajaran Islam perlu kita kaji lebih jauh.” Mengantisipasi maraknya mitos-mitos, Muslih mewanti-wanti agar “mahasiswa menyelami dan memilah tradisi yang baik dan yang kurang baik. Yang tidak baik dan kurang baik, mestinya diisi dengan yang baik,” harapnya.
Bupati Batang, yang diwakili Asisten Ahli bidang kemasyarakatan dan sumber daya manusia, dr. Muchlasin, M. Kes., mengucapkan terima kasih atas bantuan STAIN Pekalongan dalam ikut serta membantu proses pembangunan daerah. Harapannya kerjasama ini semakin meningkat di masa-masa yang akan datang. Kepada mahasiswa, Muchlasin berharap agar mahasiswa dapat membawa dan menyesuaikan diri. “Kegiatan KKN harus dilaksanakan dalam konteks nasionalisme yang berbingkai NKRI,” pesannya. “Mahasiswa STAIN Pekalongan tepat di Tulis dan Limpung. Limpung daerah religius, Tulis sangat nasionalis,” tandas Muchlasin, yang disambut gemuruh peserta. Dalam kondisi lokasi KKN yang demikian, lanjut Muchlasin, “mahasiswa diharapkan dapat memotivasi masyarakat, terutama dalam memperkokoh nasionalisme, melalui kesadaran beragama yang produktif.” Muclasin bersyukur, tema KKN dengan berbasis masjid, sangat dibutuhkan masyarakat. Menurutnya, “warga Batang tidak dapat lepas dari tempat ibadah. Batang memiliki tempat ibadah sejumlah 3.744 buah. Hal ini menunjukkan, masyarakat sangat terkait dan selalu rindu dimensi religius, melalui sentuhan-sentuhan KKN berbasis masjid,” pungkas pria berdomisi Kradenan.
Sebelumnya, Maghfur Ahmad, selaku Ketua panitia mengatakan bahwa KKN merupakan kegiatan intrakurikuler dan memiliki bobot 4 sks. Menurutnya, pada aras nyata, KKN dilaksanakan secara terpadu, yaitu memadukan tridarma perguruan tinggi, dikjar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dihadapan peserta, Maghfur berharap, “melalui kegiatan KKN, hendaknya terjadi proses pembelajaran mengenali dan mengatasi masalah, memproduksi ilmu pengetahuan, dan terjadinya proses perubahan sosial keagamaan di masyarakat,”
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa STAIN Pekalongan dari tiga Jurusan, yaitu Syari’ah dan Ekonomi Islam; Tarbiyah; Usuluddin dan Dakwah. Dalam konteks akademik, dalam laporan Maghfur, KKN merupakan salah satu bagian penting untuk mewujudkan visi STAIN Pekalongan, “Pelopor PTAI Berbasis Riset Menuju Kampus Rahmatan Lil ‘Alamin.” Melalui integrasi tri dharma, aktivitas-aktivitas KKN diharapkan menjadi wujud nyata keterlibatan STAIN Pekalongan bagi perubahan sosial di desa. Ini penting, sebab menurut Maghfur, “selama ini, ada anggarapan, bahwa peran sivitas akademika masih dipertanyakan kontribusinya bagi penyelesaian problem-problem sosial kemasyarakatan,” ungkap Kepala P3M.
Bagi STAIN, KKN yang difokuskan di Kecematan Tulis dan Limpung merupakan angkatan yang ke-37. Bertemakan “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid,” peserta KKN akan melakukan riset dan kerja-kerja sosial di bidang pendidikan, lingkungan, kesehatan, ekonomi dan keagamaan. Kerja sosial ini diharapkan menjadi salah satu langkah mengembalikan masjid sebagai pusat peradaban umat.
KKN yang diikuti sejumlah 491 mahasiswa dibagi menjadi dua kecamatan, masing masing 272 untuk Tulis, dan 219 untuk Limpung. Mereka tersebar di 34 desa, 17 desa di Tulis dan 17 desa di Limpung. Adapun desa-desa lokasi KKN adalah sebagai berikut. Kecamatan Tulis, meliputi Ponowareng, Kenconorejo, Kedungsegog, Jolosekti, Manggis, Beji, Cluwuk, Wringingintung, Tulis, Kaliboyo, Kebumen, Posong, Sembojo, Siberuk, Simbangjati, Simbangdesa, dan Jrakahpayung. Sedang Kecamatan Limpung meliputi Amongrogo, Babadan, Dlisen, Donorejo, Kalisalak, Kepuh, Limpung, Lobang, Nyaliyan, Plumbon, Pungangan, Rowosari, Sempu, Sidomulyo, Sukorejo, Tembok dan Wonokerso._(MA).