LPPM | IAIN Pekalongan

Manisnya Nanas Dusun Gembol, Semanis Laba yang Diraup

E-mail Print PDF

Pemalang– Nanas, siapa coba yang tak kenal buah segar ini. Ia adalah salah satu komoditi buah khas Indonesia yang banyak digemari masyarakat lokal maupun luar negeri. Di antara buah nanas yang dibudidayakan saat ini yang popular dan bisa diterima oleh pasar ekspor adalah nanas madu Pemalang.

Hampir seluruh desa di Kecamatan Belik merupakan penghasil buah nanas, tidak terkecuali di Desa Mendelem. Salah satu sentra perkebunan nanas di Desa Mendelem yaitu ada di Dusun Gembol.

Gembol sendiri merupakan dusun terluas yang berada di wilayah Mendelem, memiliki jenis serta kemiringan tanah hampir menyerupai daratan di desa Belik. Hal semacam ini merupakan keuntungan tersendiri bagi masyarakat dusun Gembol, sehingga mayoritas dari mereka mulai menggeluti dunia penanaman nanas, khususnya nanas madu.

Sejatinya tanaman nanas bisa dibudidayakan di mana saja mulai dari ketinggian 0-1.000 m dpl (di atas permukaan laut) dengan suhu 23-32 °C pada jenis tanah apapun pada pH 4,5-6,5 (derajat keasaman tanah). Baik pada daerah yang beriklim basah maupun kering, karena tanaman ini memiliki perakaran yang dangkal. Namun, berbeda tingkat kemiringan, jenis, serta pH tanah tempat penanaman nanas maka berbeda pula tingkat keasaman dan kemanisan dari nanas yang dihasilkan. Semakin miring lahan, maka semakin sedikit kadar air di dalam nanas sehingga rasa manis semakin besar pula.

Siti Khumaeroh, salah satu warga Dusun Gembol yang membudidaya nanas secara mandiri mengungkapkan, dalam pertumbuhannya, tanaman nanas setiap hari harus terpapar sinar matahari rata-rata 33-71% dari seluruh permukaan tanaman. Selain itu, meski termasuk tanaman buah yang tahan penyakit, tetapi ada dua penyakit yang paling mengganggu dalam budidaya bahkan menghancurkan kebun, yakni penyakit layu mealibu (gabungan virus dan kutu putih) yang ditandai terdapatnya kutu putih, daun menguning, tanaman layu, mata buah menonjol dan ukuran buah menjadi kecil-kecil. Penyakit ini terjadi pada musim kemarau dan untuk pencegahannya usahakan memilih bibit yang tidak ada kutu putihnya, atau berikan akarisida (pestisida yang berfungsi membunuh atau mengusir tungau/kutu) pada bibit.

Selanjutnya penyakit layu phytophtora yang menyerang pada musim hujan. Serangan ini ditandai dengan daun yang tiba-tiba layu meski berwarna hijau karena pangkal daun terkena phytophtora. Sama halnya dengan layu mealibu, sebaiknya pilih bibit yang sehat dan jika terlanjur terserang maka tanaman harus dibuang jauh-jauh.

Ada baiknya kebun yang ditanami nanas memiliki drainase agar tidak terjadi genangan air pada area kebun nanas. Untuk penyiraman, karena tanaman buah ini tahan kering maka tidak perlu disiram setiap hari, misalnya cukup seminggu 2 kali atau seminggu sekali.

Menurut Siti Khumaeroh pula, panen perdana nanas biasanya dilakukan pada umur tanaman mencapai 18 bulan terhitung sejak awal penanaman bibit. Selanjutnya nanas bisa dipanen tiap buahnya menguning. Tanaman nanas sendiri hanya bisa berbuah sekali, karena setelah buah matang maka tubuh tanaman akan mati dan mengering, selanjutnya tergantikan anakan atau tunas-tunas yang tumbuh seiring dengan pertumbuhan indukannya.

Harga jual nanas hingga saat ini relatif stabil, mengingat nanas merupakan buah bukan musiman. Biasanya warga Gembol menjual nanas yang di panen dari kebun-kebun mereka ke pemasok yng kemudian didistribusikan ke pasar. Untuk lahan seluas 1 hektar dapat menghasilkan sebanyak 44 ribu buah nanas sekali panen.

Sayang sekali, belum ada warga Gembol yang berniat mencoba mengolah nanas menjadi makanan untuk dijual. Mereka lebih memilih menjual buah nanas utuh daripada harus mengolahnya. Padahal jika dikalkulasikan, harga jual nanas yang sudah diolah jauh lebih membawa banyak laba dibanding harus menjualnya dalam bentuk buah yang utuh. Bayangkan saja, jika menjualnya dalam bentuk buah, hanya nanas dengan ukuran buah besar saja yang dihitung, sedangkan nanas dengan ukuran kecil tidak terhitung alias tidak dihargai secara nominal.
Kelompok 25 Desa Mendelem Kec. Belik Kab. Pemalang - Berita Minggu Ke 2