LPPM | IAIN Pekalongan

KKN IAIN Pekalongan Kelompok 40 Ikut Serta Dalam Panen Kentang Yang Menjadi Icon Desa Igirklanceng, Sirampog, Brebes

E-mail Print PDF

Igirklanceng, Sirampog – Para Petani Desa Igirklanceng, Sabtu (12/10) dini hari sudah terlihat sibuk dikebun sayur guna memanen kentang. Ada beberapa lahan kentang yang sudah siap panen. Melihat hal itu, kami Kelompok 40 KKN IAIN Pekalongan ikut serta dalam memanen hasil perkebunan. Yang kebetulan lahannya tak jauh dari Posko KKN kami.

Kentang menjadi salah satu komoditas utama warga igirklanceng dalam memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Hampir 99% warga desa berprofesi sebagai petani sayuran. Sayuran yang mereka tanam mulai dari kentang, kubis dan daun bawang. Namun mayoritas adalah petani kentang. Kentang dipilih sebab penanaman dan pemasaran yang mudah. Kentang sendiri juga bisa ditanam di semua musim, baik musim hujan ataupun musim kemarau.

Dalam hal penanaman, kentang harus ditanam dengan kedalaman 20 cm, yang apabila terlalu dalam kentang akan menjadi keras. Penanaman kentang sendiri lebih bagus ketika waktu musim kemarau. Walaupun harus rajin menyiram 5 hari sekali atau lebih menggunakan teknik mringkel, tetapi hasil kentang lebih baik dan lebih banyak. Sedangkan menanam kentang di musim penghujan, dapat menjadikan banyak penyakit bagi kentang, dan hasil panennya pun menjadi lebih sedikit.

“Hal yang harus diperhatikan dalam menanam kentang adalah bibit dan musim kapan kentang ditanam, karena akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas kentang itu sendiri”, Ujar Petani saat ditanya perihal kentang.

Untuk pemupukan sendiri, petani menggunakan dua jenis pupuk kandang, yakni kotoran ayam alami dan kotoran ayam campuran. Petani kentang disini tidak mengunakan pupuk kandang dari kotoran kambing. Hal ini dipicu karena jika pupuk kotoran kambing digunakan terus-menerus akan berpengaruh buruk pada kualitas tanah, bahkan tanah akan menjadi pires (mati).

Sekitar 100-130 hari dari penanaman, kentang sudah bisa dipanen. Sebenarnya lebih lama kentang dipanen maka akan semakin bagus hasilnya, namun petani disini lebih memilih memanennya setelah dirasa waktunya panen, hal tersebut untuk mengejar harga dan hasil tanpa menunggu waktu pesta panen kentang datang. Hasil panen kentang tidak selalu berukuran besar, jika berukuran kecil maka bisa ditanam kembali namun memakan waktu kurang lebih 3-4 bulan lagi. Untuk mempercepat masa panen kentang, petani bisa menggunakan obat gibro (perangsang tunas). Namun, penggunaan obat gibro akan berpengaruh pada minimnya kualitas kentang.

Perihal hama, Petani mengatakan “Hama yang paling sering dialami petani kentang adalah ableg (engkuk), dan orong-orong. Hama ini meyerang umbi-umbian yang masih muda. Menurut petani kentang, hama ini lah yang sukar untuk diatasi”.

Pemasaran kentang sudah merambah ke berbagai daerah, termasuk didalamnya yaitu Jakarta, Solo, Semarang dan daerah-daerah terdekat lainnya. Sekali panen satu ladang bisa menghasilkan satu pick up. Dalam mengelola hasil kentang, petani disini biasa membakar langsung kentang. Karena rasa kentang akan semakin enak jika dibakar. Namun didaerah Igirklanceng sendiri, untuk hasil olahan dari kentang belum terlalu banyak. Mereka hanya mengandalkan hasil panen saja. Harapan kami Mahasiswa KKN dengan adanya pelatihan olahan produk yang akan digelar minggu depan, warga mampu mengolah hasil panen sehingga menghasilkan nilai tambah dalam perekomian warga.
Kelompok 40 Desa Igirklanceng Kec. Sirampog Kab. Brebes - Berita Minggu Ke 2