LPPM | IAIN Pekalongan

Minat Meneliti Dosen Turun 37%

E-mail Print PDF

Minat dosen STAIN Pekalongan dalam kegiatan penelitian pada tahun 2012 turun sebanyak 37%. Angka ini didasarkan pada jumlah proposal penelitian kompetitif yang diajukan dosen kepada Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis), Kementerian Agama RI belum lama ini.

Maghfur Ahmad, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) STAIN Pekalongan, Sabtu/3/03/2012, di ruang kerjanya mengatakan, “Jumlah proposal penelitian kompetitif yang diajukan dosen tahun 2012 ini sebanyak 11 proposal, sementara tahun 2011 yang lalu sebanyak 19 proposal. Itu artinya, angka partisipasi dosen mengikuti kompetisi penelitian dengan tahun sebelumnya turun sebanyak 37%”.

Penurunan minat dosen yang sangat signifikan ini, menurut Maghfur, cukup mengejutkan mengingat STAIN Pekalongan telah beri’tikad dan mendeklarasikan diri menjadi pelopor PTAI berbasis riset. “Komitmen kita untuk menjadikan STAIN Pekalongan sebagai pelopor PTAI berbasis riset tampaknya masih jauh dari harapan dan belum menjadi kesadaran semua civitas akademika STAIN Pekalongan”, tegas Maghfur.

Ditanya alasan minat dosen menurun, Maghfur menunjuk sejumlah faktor. Pertama, masih banyak dosen STAIN Pekalongan yang kurang memaksimalkan tugasnya sebagai peneliti. Mereka masih sibuk mengajar dan mengabaikan penelitian. Padahal tugas dosen itu adalah mendidik, meneliti dan melakukan pengabdian. Itulah yang disebut sebagai Tri Dharma PT yang harus menjadi tugas semua civitas akademika, terutama dosen. Kedua, menjadi seorang peneliti memang masih dirasakan berat. Mereka yang mengajukan proposal pun belum tentu diterima. Mereka harus berkompetisi dengan ratusan bahkan ribuan dosen PTAI lainnya se-Indonesia. Yang lebih berat lagi, jika proposal mereka diterima sebab mereka harus menyelesaikan tugas di tengah rutinitas mengajar yang sangat padat. Belum lagi, penghargaan atas mereka tergolong belum optimal. Ketiga, minimnya waktu luang bagi dosen STAIN Pekalongan untuk mengeksplor dan menggali masalah-masalah penelitian yang bermutu. Ini juga terkait dengan penguasaan metode penelitian dan teori-teori pengetahuan.

Umum Budi Karyanto, salah satu dosen STAIN Pekalongan, mengatakan bahwa banyak dosen yang tahun ini tidak mengajukan proposal karena mereka kekurangan akses atas informasi-informasi penelitian. Jika pun mereka tahu, informasi sudah terlambat dan kadaluarsa. “Fasilitas internet di ruang dosen sangat buruk. Akibatnya, dosen tidak bisa mengakses informasi secara cepat, bahkan tidak bisa mengakses sama sekali”, tegas Umum.

Di tempat terpisah, Pembantu Ketua I STAIN Pekalongan, Muhlisin, mengatakan bahwa pihaknya akan terus menggenjot agar minat dan partisipasi dosen mengikuti kegiatan program penelitian Diktis Kemenag dan lainnya. “kami sudah berupaya memberikan informasi-informasi penelitian dan kegiatan penting lainnya kepada semua dosen dalam berbagai pertemuan, lewat email dan sms agar mereka bisa mengakses dan berpartisipasi. Demikian juga berbagai pelatihan peningkatan kapasitas akan kami tingkatkan”, kata Muhlisin.

Sementara itu, menanggapi tidak maksimalnya layanan hot spot di ruang dosen, Ali Amin Isfandiar, Kepala Puskom, mengatakan bahwa pihaknya sedang memperbaiki infrastruktur internet secara lebih menyeluruh.

Wajah Baru

Proposal penelitian dosen STAIN Pekalongan yang diajukan ke Diktis Kemenag RI tahun 2012 tidak hanya dihiasi wajah-wajah lama namun juga wajah-wajah baru. Wajah-wajah baru itu antara lain Nur Khasanah, Isriani Hardini, Kuat Ismanto, Dewi Puspitasari, Aenurrofik dan Achmad Muchsin. Sementara wajah-wajah lama antara lain Imam Suraji, Musfirotun Yusuf, Salafuddin, Shinta Dewi Rismawati, Imam Khanafi, Triana Sofiani, Zaenal Mustakim dan Susminingsih. Rerata dari wajah baru ini berkelompok dengan sesama mereka, demikian juga wajah lama berkelompok dengan sesama mereka.

Proposal penelitian berjudul Riset Kemitraan dan Komite dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Jawa Tengah diajukan oleh tim yang terdiri dari wajah-wajah lama, yaitu Imam Suraji (ketua), Zaenal Mustakim dan Agus Khumaedy (anggota). Sementara proposal berjudul Perpajakan Islam: Studi tentang Kitab Kharaj wa Sina’at al-Kitabah Qudamah bin Ja’far (w. 320 H/932 M) diajukan oleh wajah-wajah baru, yaitu Kuat Ismanto (Ketua), Aenurrofik dan Achmad Muchsin (anggota).

Siapa yang nanti bakal lolos dalam seleksi masih harus menunggu beberapa bulan ke depan@muso/2/3/2012