LPPM | IAIN Pekalongan

Kegiatan PPM di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan

E-mail Print PDF

Agar Sukses Belajar,

Proteksi Anak dari Pengaruh Negatif Teknologi

 

sosialisasi1Jenggot,”Peran pendidikan agama dan keluarga sangat penting dalam keberhasilan anak,” demikian kata pakar pendidikan Dr. Sopiah, M. Ag pada acara Pengabdian Masyarakat di Jenggot, Jum’at, 29 Agustus 2014. Menurut Sopiah, ”Kini, sungguh sulit menjadi orang tua ideal. Mendidik anak agar sukses, berbakti pada orang tua, agama, bangsa dan negara semakin berat. Orang tua dihadapkan berbagai masalah sosial yang kompleks.  Media televisi, internet, play station, dan berbagai budaya pop telah mengepung kampung kita. Terlepas sisi positifnya, faktanya media menyebarkan nilai-nilai negatif dan telah meracuni anak bangsa,” lanjut doktor pendidikan Islam jebolan UIN Yogyakarta.

Kegiatan sosialisasi ”Peran Orang Tua dalam menunjang Keberhasilan Pendidikan bagi Anak” yang diselenggarakan kerjasama Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STAIN Pekalongan dan Bappeda Kota Pekalongan, juga menghadirkan Dr. Esti Zaduqisti, Msi (Kaprodi Bimbingan dan Konseling Islam) dan Mahbub Sauqi, SH (Lurah Jenggot). Komitmen kerjasama ini dilakukan untuk mempercepat pembangunan kota Pekalongan yang berkelanjutan demi tercapainya sasaran MDGs, terutama pada aspek pendidikan.

Wilayah Jenggot adalah satu dari empat kawasan prioritas pembangunan kota, selain Kuripan Lor, Panjang Wetan dan Pabean. Masalah-masalah pendidikan di Jenggot tidak lepas dari problem tingkat pendidikan masyarakat, minimnya keterampilan, pengangguran terdidik dan tidak terdidik, sedikitnya lapangan kerja, akses pendidikan, dan infastruktur pendidikan. Sebab itu, kegiatan dilakukan bertujuan memberi informasi kepada warga tentang pentingnya pendidikan anak serta peran dan dukungan orang tua dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan anak.

Dihadapan 25 warga Jenggot, Sopiah mengatakan: “waktu anak-anak di sekolah hanya 2, atau 7 sampai 8 jam, selebihnya mereka ada di rumah.” Karenanya, Sopiah menilai “orang tua dan keluarga menjadi kelompok strategis dalam mendidik anak. Keberhasilan anak tergantung pada keberhasilan orang tua. Apakah ia mampu menjadi tauladan, contoh yang baik dan memotivasi anak agar mau belajar atau sebaliknya.”  

Untuk mendorong agar warga dapat memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas, menurut Sopiah adalah menjadi tugas pemerintah. Seperti rumusan UU No. 20/2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar atau proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara sadar mengembangkan potensi yang dimiliki dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlakul karimah. “Sudah semestinya, pemerintah menjamin terlaksananya aturan tersebut, terutama menjaminan akses, fasilitas, sumber daya pendidikan yang bermutu,” pungkas Kapordi Pendidikan Bahasa Arab.

 

 sosialisasi2 sosialisasi3

 sosialisasi5 sosialisasi4

 

Pada kesempatan yang sama, Esti Zaduqisti menghimbau agar orang tua lebih proaktif memotivasi anak. “Anak-anak mudah jenuh, mudah terpengaruh dan maunya main terus” katanya.  Menurut Esti, orang tua semestinya lebih kreatif dalam membimbing anak agar senang belajar. Orang tua, di samping tahu kebutuhan anak, ia juga mahir membaca suasana batin anak. Dalam paparan makalahnya,”Membangun Motivasi Belajar Anak,” Esti memberi 5 senjata ampuh memotivasi agar anak semangat belajarnya selalu menyala. Pertama, jadilah orang tua yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya. Kalau ingin anaknya setelah maghrib belajar atau mengaji, orang tua juga melakukan hal yang sama. Ironi, menyuruh anak belajar tapi orang tuanya malah asik nonton televisi. Kedua, pilihlah waktu belajar yang baik. Ketiga,  buatlah jadwal belajar yang konsisten, Keempat, kenali daya konsentrasi anak, dan Kelima, berikan bantuan saat anak membutuhkan.

Sementara itu, pihak kelurahan, melalui Ibu Sri Ningsih menyampaikan terima kasih. Mewakili lurah Mahbub Sauqi, SH, ia bercerita bagaimana berjibaku mengasuh 6 anaknya. Ningsih mengajak dan berpesan agar warja Jenggot dapat Benang menceritakan pengalaman sebagai ibu rumah tangga yang mengasuh 6 anak menyelami karaketer dan perkembangan anak masing-masing. Menurutnya, “setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, maka sebagai orang tua, kita harus bisa memahami mereka. Dengan memahami, kita dapat mengarahkan dan membina anak dengan mudah sesuai berkembang dan kebutuhan anak, terutama dalam hal belajar,” ujar staf kelurahan Jenggot.

Diakhir acara, pemandu diskusi Nur Khasanah, M. Ag menggarisbawahi pentingnya menerapkan saran dan materi para narasumber.  Perkembangan teknologi dan budaya Barat yang negatif saat ini menjadi acaman yang masif, yang dapat merusak anak. Sebab itu, “anak perlu dibentengi dari pengaruh-pengaruh negatif dunia luar,” simpulnya (AF_M).