LPPM | IAIN Pekalongan

Sapu Glagah Sebagai Icon Majalangu Yang Mendunia

E-mail Print PDF

majalangu

Selasa, 08 Oktober 2019 pada pukul 11.00 WIB Mahasiswa KKN 47 kelompok 08 melakukan kunjungan home industry yang ada di Dusun Kaliayur, Desa Majalangu. Kunjungan ini bertujuan untuk mengeksplor potensi ekonomi rumah tangga berbasis produk lokal dan sumber daya alam. Salah satu potensi ekonomi rumah tangga yang memanfaatkan sumber daya alam yaitu home industry sapu glagah. Sebab, sapu glagah sebagai icon Desa Majalangu, sehingga kami memilih melakukan kunjungan utama guna menggali informasi lebih dalam.

Majalangu merupakan sentra produksi sapu glagah yang berada di Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. Sejarah sapu glagah sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka secara turun temurun. Mayoritas masyarakat Majalangu memproduksi sapu glagah sebagai mata pencahariannya. Hampir di setiap rumah memiliki home industry sapu glagah yang mana semua proses produksi sapu glagah masih dengan cara manual. Meskipun proses produksinya masih manual, akan tetapi kualitasnya tidak dapat diragukan lagi. Pemasarannya pun sudah merambah hingga ke luar negeri, seperti Korea, Jepang, dan China.

Proses produksi sapu glagah dimulai dengan memanen tanaman glagah. Kemudian tanaman glagah tersebut dijemur hingga kering. Setelah itu bunga glagah dipisahkan dari tangkainya (beset). Lalu glagah yang sudah dibeset diwarnai dengan pewarna batik berwana hijau dan dijemur hingga kering. Setelah itu diikat dan ditimbang sesuai dengan jenis sapu (unting) kemudian glagah tersebut di diikat dan dirapihkan pangkal glagah (gubeg), lalu dijahit (dikepang). Pengepangan kepala sapu glagah dilakukan sebanyak lima kali dengan tujuan untuk memperkuat ikatan glagah, sehingga menghasilkan kepala sapu yang kuat dan berkualitas. Proses terakhir dilakukan dengan pemasangan tongkat sapu yang berasal dari bambu ancui. Pemilihan bambu ancui dikarenakan diameter bambu yang tidak terlalu besar, sehingga ringan dan mudah pegang.

Muhammad Fadhil (32), seorang Kepala Dusun Kaliayur yang sudah menggeluti usaha sapu glagah selama 15 tahun. Usaha tersebut sudah turun temurun hingga tiga generasi. “Adapun harga pemasaran sapu glagah dipatok dengan harga kisaran Rp. 12.000,- sampai dengan Rp. 15.000,- . Hasil produksi sapu glagah dipasarkan ke Kudus dan Jepara. Sapu glagah yang kami produksi terkenal dengan ciri khas sapu glagah berwarna hijau. Sedangkan kepala sapu glagah yang di ekspor ke luar negeri mencapai kisaran harga Rp. 30.000,- sudah termasuk include tongkat sapu, pajak, dan beacukai. Biasanya pemasaran untuk yang eksport sudah sampai ke Jepang, China, dan Korea,” tutur Fadhil

Komoditas yang satu ini memang menjadi pilihan utama bagi masyarakat Majalangu untuk mengais rupiah. Sebab, sapu ini sangat mudah untuk dijual ke pasaran serta memiliki tingkat kualitas yang tinggi dan ramah lingkungan. Dengan kekhasan serta keunggulan sapu glagah, pemerintah kabupaten Pemalang memberikan support terhadap home industry sapu glagah agar tetap berkembang. Selain itu, Presiden RI Soeharto pernah memberikan penghargaan kepada Bapak Sopan Casnuri.

(Kelompok 8 Desa Majalangu Kec. Watukumpul Kab. Pemalang - Berita Minggu Ke 1)