LPPM | IAIN Pekalongan

Kucuran Keringat Demi Setetes Air Untuk Desa

E-mail Print PDF

wanareja

Kerja Bakti Warga Memperbaiki Sumber Mata Air

 WANAREJA - Air menjadi kebutuhan primer untuk setiap kebutuhan, baik untuk keperluan konsumsi, kebersihan, dan pertanian penduduk desa. Berbeda dengan daerah dataran rendah, sumber air dapat dengan mudah di dapatkan dari penggalian sumur atau pam. Desa dataran tinggi membutuhkan perjuangan yang tidak sedikit, mulai dari mencari sumber air atau tuk yang tidak jarang keberadaannya berada jauh di tengah hutan yang berjarak berkilo-kilo meter dari desa penduduk, menggali dan membuat pondasi seperti penampungan sederhana untuk memudahkan pemasangan pipa yang selanjutnya di alirkan menuju desa penduduk.

Rabu, 9 oktober 2019 tepat pukul 18.00 pengumuman untuk pembuatan sumber pengairan baru di beritahukan oleh salah satu tokoh desa Pak Rofi’i melalui speaker masjid dengan beberapa tekanan tentang pentingnya kegiatan ini, sehingga membuat kami tergerak untuk ikut terjun membantu pembuatan sumber air warga wanareja.

Pagi pukul 8.00 sekitar 20 warga terkumpul lengkap dengan tas dan peralatan cangkul yang biasa digunakan untuk lahan pertanian mereka, berikut dengan 8 sak semen yang akan digunakan untuk membuat pondasi sumber air yang baru dan paralon sebanyak 10 biji. Berbeda dengan sumber air yang sebelumnya digunakan penduduk desa jarak yang di tempuh lebih dekat yaitu sekitar 6 km dari desa, kegiatan pembuatan sumber air baru ini sudah masuk dalam agenda tahun anggaran 2019, aktifitas ini sudah berlangsung ke 3 kali oleh warga wanareja, kegiatan berlangsung secara bergilir per RT, masing-masing RT memiliki tugas yang berbeda dari mulai pemasangan pipa, penggalian sumber air, hingga pembuatan pondasi. Masing-masing kk mempunyai kewajiban untuk ikut berpartisipasi, apabila berhalangan warga dikenakan denda pengganti tenaga sebesar 50ribu.

Perjalan dimulai dari melewati lahan pertanian penduduk yang didominasi tanaman jagung yang rata2 masih dalam tahap pengolahan lahan sebab masih musim kering. Tidak hanya lahan yang kering, selama perjalanan jalur setapak yang dilewati berdebu setebal hingga mata kaki, sehingga kabut tanah menyelimuti selama perjalanan kami di lahan pertanian. Berjalan kurang lebih 2km di lahan pertanian, debu mulai berkurang, namun medan yang kita lalui semakin terjal, bukan lagi tanah yang landai seperti jalan setapak pertanian tadi, tapi jalur babi terjal dilereng bukit, jalur babi yang di maksud memang jalan yang biasa dilewati babi hutan. Jalan tidak layak untuk dilewati namun karena terpaksa tidak ada jalan lain untuk menuju ke sana.

Perjalanan hampir 2 jam tanpa berhenti membuat keringat masing-masing anggota kkn berkucuran berikut dengan para warga yang selain membawa alat-alat cangkul, di kepala mereka juga ada sekarung semen yang terisi seperempat. Berjalan di tepi tebing curam kemiringan 80 derajat ketinggian sekitar 30 meter.

Kegiatan RT 3 ini mendapatkan tugas untuk membuat galian sumber air baru Wanareja sejarak 6km dari Desa Wanareja, berbeda dengan sumber air Desa Wanareja sebelumnya berjarak sejauh 14km. kegiatan penggalian dimulai pukul 10.00 tanpa adanya istirahat, tanpa adanya komando, serentak seluruh warga yang hadir memposisikan dirinya untuk melaksanakan tugasnya masing-masing dimulai dari memperbesar lubang sumber air, kemudian mengumpulkan pasir dan mengumpulkan kembali semen-semen yang dipanggul, hingga merobohkan tebing diatas sumber air supaya suatu saat tidak terjadi longsor yang mengakibatkan tersumbatnya sumber air dan rusakya pondasi atau bangunan untuk mengalirkan air.

Bahaya mengintai bukan hanya pada saat menuju lokasi namun pada saat pengerjaan di lokasi terdapat ancaman bahaya diantaranya longsor karena lokasi sumber air berada di lereng bukit setinggi 60m selanjutnya ancaman hewan hutan, diantaranya monyet yang beberapa kali menjatuhkan batu dan ranting pohon sepanjang 3m yang hampir mengenai warga yang sedang mengerjakan kegiatan.
(Kelompok 44 Desa Wanareja Kec. Sirampog Kab. Brebes - Berita Minggu Ke 1)